Anas: Saya Tak Tahu Mengapa Jadi Saksi

Written By Unknown on Senin, 06 Mei 2013 | 13.48


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (6/5/2013) untuk diperiksa sebagai saksi terkait penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang. Anas tiba di Gedung KPK, Jakarta sekitar pukul 12.45 WIB dengan didampingi tim kuasa hukumnya dan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa.


"Alhamdulillah saya sehat sehingga saya bisa penuhi panggilan untuk jadi saksi atas Pak Andi (Andi Mallarangeng), Pak Deddy (Deddy Kusdinar), dan Pak Bagus (Teuku Bagus Muhammad Noer)," kata Anas di Gedung KPK, Jakarta.


Dia lantas mengaku tidak tahu mengapa diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus Hambalang ini. Selebihnya, Anas enggan menjawab pertanyaan wartawan seputar kasus Hambalang. "Nanti ya kalau ada pertanyaan, mudah-mudahan ada pertanyaan yang sama dengan pertanyaan sampean," kata Anas saat ditanya apakah benar dia yang mengatur penerbitan sertifikat lahan Hambalang.


Jawaban senada disampaikan Anas saat ditanya mengenai hubungannya dengan tiga tersangka Hambalang. "Barangkali itu pertanyaan di dalam, jadi terima kasih hari ini saya sehat dan setelah selesai ada kesempatan untuk ngobrol lagi dengan teman-teman," tuturnya.


KPK memeriksa Anas karena dia dianggap tahu seputar proyek Hambalang. Pemeriksaan hari ini merupakan penjadwalan ulang setelah mantan Ketua HMI itu batal memenuhi panggilan KPK pekan lalu. Pengacara Anas, Firman Wijaya pada pekan lalu mengantarkan surat keterangan sakit ke KPK. Ketika itu Firman mengaku tidak tahu persis penyebab sakitnya Anas. Hanya saja, menurut Firman, Anas sempat makan nasi kucing sebelum sakit.


KPK menjadwalkan pemeriksaan Anas sebagai saksi untuk tiga tersangka Hambalang, yakni mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar, serta petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noer. KPK memeriksa Anas sebagai saksi karena dia dianggap tahu seputar proyek Hambalang. Lagi pula, Anas berasal dari partai yang sama dengan Andi, Partai Demokrat.


Saat anggaran Hambalang dibahas di DPR, Anas masih menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, pernah mengatakan, ada aliran dana proyek Hambalang ke Kongres Partai Demokrat 2010. Dalam kongres tersebut, Anas terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat.


Menurut Nazaruddin, uang ke kongres itu digelontorkan petinggi Adhi Karya, Teuku Bagus Muhammad Noer. Sebagian uang fee Hambalang juga dikatakan mengalir ke Anas, Andi, anggota DPR, serta ke sejumlah pejabat Kemenpora. Tudingan Nazaruddin ini kemudian dibantah Andi dan Anas.


Dalam sejumlah kesempatan, mereka membantah terlibat dan mengaku tidak menerima uang Hambalang. Anas juga mengatakan bahwa Kongres Partai Demokrat 2010 diselenggarakan tanpa politik uang. Dalam kasus Hambalang ini, KPK juga menetapkan Anas sebagai tersangka. Berbeda dari Andi, Deddy, dan Teuku Bagus, Anas menjadi tersangka atas dugaan menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek lain.


Sementara Andi, Deddy, dan Teuku Bagus diduga melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang sehingga menimbulkan kerugian negara dalam pengadaan proyek Hambalang.












Anda sedang membaca artikel tentang

Anas: Saya Tak Tahu Mengapa Jadi Saksi

Dengan url

http://terapialamind.blogspot.com/2013/05/anas-saya-tak-tahu-mengapa-jadi-saksi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Anas: Saya Tak Tahu Mengapa Jadi Saksi

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Anas: Saya Tak Tahu Mengapa Jadi Saksi

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger