Cerita Sutradara Film "Jenderal Soedirman" Dapat Dukungan TNI AD

Written By Unknown on Rabu, 21 Januari 2015 | 13.18


 Jakarta - Berangkat dari sebuah pertanyaan sederhana; mengapa seluruh daerah mempunyai jalan Soedirman, sutradara Viva westi terketuk untuk mencari tahu sosok Panglima Besar Jenderal Soedirman. Westi, sapaan akrabnya kemudian berkeinginan mengangkat kisah seorang Jenderal Soedirman dalam sebuah film.


Merealisasikan ide untuk memfilmkan perang gerilya yang dilakukan oleh Jenderal Soedirman ternyata tak mudah. Westi harus bergerilya dari satu rumah produksi ke rumah produksi lainnya untuk mendapatkan sokongan dana guna membuat film impiannya.


Kenyataannya tidak ada satupun rumah produksi yang berminat untuk mendanai film Jenderal Soedirman. Westi yang ditemui di acara syukuran film Jenderal Soedirman bercerita mayoritas penolakan dari rumah produksi dikarenakan idenya tersebut bukanlah hal yang menarik untuk diangkat ke layar lebar.


Westi ingat betul, salah seorang produser mengajukan pertanyaan apakah Jenderal Soedirman mempunyai kisah cinta yang menarik untuk ditampilkan?


“Suatu hari saya datang ke PH (production House) besar, produser bertanya ke saya: Jenderal Soedirman nggak punya love story seperti film lainnya. Apa keuntungan saya kalau saya bikin film Jenderal Soedirman yang ceritanya lebih banyak perang,” kata Westi di Balai Soedirman, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (20/1).


Westi tak terima dengan pertanyaan yang diajukan oleh produser tersebut. Ia pun kemudian balik menyampaikan sebuah pernyataan yang dinilainya menjadi tamparan keras untuk sang produser.


“Ketika dia (Jenderal Soedirman) berperang, dia nggak bertanya apa untunganya dia berperang?”


Westi mengaku film yang akan digarapnya memang tidak ada drama percintaan antara Jenderal Soedirman dengan istri. Meski begitu, bukan berarti film ini tidak mengandung unsur percintaan. Justru film ini akan memberikan inspirasi soal cinta yang besar yang ditunjukan oleh Jenderal Soedirman kepada Indonesia.


“Dalam keadaan hanya mempunyai satu paru-paru, dia berusaha berjalan sejauh seribu kilometer selama tujuh bulan untuk melakukan perang gerilya. Ini love story-nya Jenderal Soedirman, yaitu mencintai tanah air. Setelah keluar dari bioskop, semua penonton akan jatuh cinta sama Indonesia,” kata Westi yang diperkenalkan dengan dunia perfilman oleh sutradara kawakan Garin Nugroho.


Westi tidak menyerah dengan penolakan tersebut. Ia meyakini akan ada bala bantuan dana untuk mewujudkan film Jenderal Soedirman. Dan benar saja, Westi pada akhirnya mendapatkan dana untuk memfilmkan kisah Jenderal Soedirman.


Dukungan TNI Angkatan Darat
Wanita kelahiran Papua itu dipertemukan dengan Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Kiki Syahnakri. Westi mengungkapkan keinginannya untuk membuat film Jenderal Soedirman dan mendapatkan sambutan baik dari Kiki.


Kiki menyatakan mendukung niatan Westi dan mau menyumbang dana pembuatan film. Tak sampai situ, Kiki pun kemudian membuka jalan kepada Westi untuk mendapat dana yang lebih besar untuk produksi film ini. Markas Besar Angkatan Darat melalui Yayasan Kartika Eka Paski mau mendanai proyek film Westi. Tak tanggung-tanggung, Westi mendapatkan kucuran dana yang tidak terbatas dari yayasan yang dimiliki oleh Angkatan Darat.


“Jenderal Soedirman telah memilih siapa yang membiayai filmnya. Mabes Angkatan Darat yang biayai ini semua,” kata Westi.


Tidak hanya sokongan dana, Westi pun mendapatkan sejumlah keuntungan dengan bekerja sama dengan Yayasan Kartika Eka Paski. Westi bisa mengakses senjata dan juga mendapatkan lokasi shooting di hutan milik TNI Angkatan Darat.


Saat persoalan dana terselesaikan, muncul hambatan berikutnya, yaitu bagaimana menyusun skenario yang tepat untuk film ini. Beruntung Westi memilliki penulis naskah yang gemar membaca sehingga banyak mendapatkan referensi baik dari buku maupun wawancara langsung dengan pihak keluarga Jenderal Soedirman.


Selain itu, Westi dan tim juga harus napak tilas perjalanan gerilya yang dilakukan Jenderal Soedirman. Dari napak tilas sejauh seribu kilometer itu, Westi merasakan bagaimana ketulusan Jenderal Soedirman dalam berjuang melawan penjajah.


Jelang syuting film, Westi kembali mendapatkan satu hambatan. Satu lokasi pengambilan gambar yang tergolong penting, belum mendapatkan izin penggunaan. Lokasi itu adalah Istana Agung di Yogyakarta. Padahal, Westi menyebut Istana Gunung Agung bakal membuka dan menutup adegan film Jenderal Soedirman.


“Istana Agung hingga saat ini belum dapatkan izinnya. Istana Agung ini adalah awal dan akhir dari film ini. Adegan Jenderal Soedirman memeluk Bung karno dan berkata: ayo kita bergerilya,” terang Westi.


Westi bercerita manakala ia tengah pusing dengan proses produksi film ini, ia kerap curhat langsung kepada Jenderal Soedirman. Tentunya bukan dengan pergi ke makam Jenderal Soedirman, melainkan menyambangi patung Jenderal Soedirman di pusat kota.


“Kalau saya lagi di jalan Soedirman saya sering curhat: aduh Pak, saya pusing nih pak. Mohon doanya ya Pak,” kata Westi.


Film Jenderal Soedirman dibintangi oleh Adipati Dolken, Mathias Muchus, Ibnu Jamil dan Baim Wong. Proses syuting akan mulai dilakukan pada 25 Januari 2015. Pengambilan gambar akan berlangsung selama sebulan di Magelang, Yogyakarta, Situ Lembang dan Bandung.


Penulis: Rizky Amelia/MUT


Anda sedang membaca artikel tentang

Cerita Sutradara Film "Jenderal Soedirman" Dapat Dukungan TNI AD

Dengan url

http://terapialamind.blogspot.com/2015/01/cerita-sutradara-film-soedirman-dapat.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Cerita Sutradara Film "Jenderal Soedirman" Dapat Dukungan TNI AD

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Cerita Sutradara Film "Jenderal Soedirman" Dapat Dukungan TNI AD

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger