Bagi Mereka, Tak Libur saat Lebaran Sudah Biasa

Written By Unknown on Kamis, 08 Agustus 2013 | 13.51





JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada yang berubah di Markas Petugas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Kamis (8/8/2013) pagi. Tidak soal hari ini adalah hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah, suasana di ruangan yang lebih mirip dengan garasi tersebut tak ubahnya seperti hari-hari biasanya.


Belasan petugas pemadam berpakaian lengkap asyik berbincang di ruang tengah dengan televisi dibiarkan menyala. Kopi, teh, dan tumpukan kulit kacang tersaji di meja tengah ruangan itu. Mereka asyik bersenda gurau di tengah belasan mobil pemadam kebakaran di sekeliling mereka.


"Ya, beginilah kalau Lebaran di sini, paling bedanya ada ketupat sama opor doang. Sisanya mah sama saja," ujar Nyaman (43) membuka obrolan saat Kompas.com datang ke markasnya.


"Kalau ada bunyi sirine, baru deh loncat semua," candanya sambil membuka tutup panci berisi potongan ayam opor yang masih hangat.


Nyaman adalah perwira piket Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur yang bertugas di hari Lebaran ini. Tak hanya Nyaman, sebanyak 40 personel pemadam kebakaran lainnya juga memiliki tanggung jawab yang sama di tengah hari kemenangan bagi umat muslim itu. Mereka harus mengantisipasi adanya bencana kebakaran yang bisa menimpa warga Jakarta sewaktu-waktu.


Seusai Shalat Id bersama tiga anak dan satu istri di rumahnya, Rumah Susun Ciracas, Jakarta Timur, Nyaman bergegas ke markas demi tugas. Lebaran tahun ini, diakui Nyaman, merupakan Lebaran ke-13 ia tak berkumpul dengan keluarga. Di tengah kemeriahan silaturahim, maaf-maafan, Nyaman memantau adanya laporan titik api.


"Mau enggak mau, senang enggak senang, ya harus masuk. Namanya kewajiban dan tugas," lanjutnya.


Pria asal Cilacap, Jawa Tengah, tersebut menjelaskan, di instansi tempat ia bekerja, memang membutuhkan loyalitas yang prima. Selalu siap, sigap, dan cepat merupakan prinsip kerjanya. Pantang pulang sebelum padam merupakan motonya. Tuntutan kerja itu hanya memberi sedikit kelonggaran personelnya untuk ber-Lebaran bersama keluarga.


"Kebijakannya, satu sektor tiga orang yang boleh cuti. Di Jakarta Timur ada 10 sektor. Jadi rebutan tuh, biasanya sih prioritas yang tua. Kalau saya, perwira piket ya stand by terus," ujarnya.


Untuk urusan silaturahim, pria yang 13 tahun lalu sempat menjadi kepala gudang di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu mengaku tak menjadi masalah. Jika rindu anak-istri yang setiap Lebaran berkumpul bersama saudaranya di daerah Cawang, ia mengatasinya melalui sambungan telepon. Perkembangan zaman kian memudahkan silaturahimnya dengan sanak-saudara tercinta.


Meski sudah lama tak merayakan Idul Fitri bersama orang-orang terkasih, Nyaman mengaku tetap nyaman. Pelatihan pemadam kebakaran serta panggilannya mengabdi ke masyarakat membuatnya tetap nyaman, memantau perangkat komunikasi, mengerahkan personel, mengejar api, memadamkannya, bahkan tanpa ucap terima kasih.


"Jangan kira ini luar biasa. Bagi kita ini sudah biasa, namanya tugas dan panggilan," ujarnya.


Seusai berbincang dengan Kompas.com, Nyaman kembali duduk ke ruangannya sebelum sempat memeriksa kondisi beberapa kendaraan pemadam yang terparkir. Ia berharap, tak ada laporan titik api di wilayah Ibu Kota.





Editor : Laksono Hari Wiwoho


















Anda sedang membaca artikel tentang

Bagi Mereka, Tak Libur saat Lebaran Sudah Biasa

Dengan url

http://terapialamind.blogspot.com/2013/08/bagi-mereka-tak-libur-saat-lebaran.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Bagi Mereka, Tak Libur saat Lebaran Sudah Biasa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Bagi Mereka, Tak Libur saat Lebaran Sudah Biasa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger