Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Berikan Dukungan, Ki Kusumo dan Artis KPMP Sambangi KPK

Written By Unknown on Sabtu, 24 Januari 2015 | 13.18


Jakarta - Bersama sejumlah artis Ibukota seperti Five Vi, Misye Arsita dan Agus Leo, serta ratusan massa yang tergabung dalam ormas Komando Pejuang Merah Putih (KPMP), Ki Kusumo mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jl Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan, Jumat (23/1) petang.


Dalam orasinya, Ketua Umum KPMP ini, mendukung setiap langkah KPK dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi di negeri ini.


"Kami minta keadilan di tegakkan, berantas korupsi dengan benar. Keinginan kami, kalau perlu berantas korupsi hingga ke akar-akarnya," kata Ki Kusumo.


Menurut dia, tindakan korupsi itu layaknya drakula yang menghisap habis darah dan energi rakyat. "Jadi, kami meminta agar biarkan hukum berbicara, prosesnya harus berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku," ujarnya.


Ki Kusumo sendiri mengaku turut prihatin atas penangkapan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, yang dilakukan oleh Polri. "Saya melihatnya, ada pihak-pihak yang mencoba mengambil sesuatu untuk kepentingannya sendiri," lanjutnya.


Aktor sekaligus produser Film Calo Calo Sorga ini, juga menyayangkan pernyataan Presiden Jokowi yang dinilainya kurang tegas.


"Ini ada dua institusi hukum sedang berseteru, ya jangan dibiarkan. Nanti jadi sia-sia suka cita kita selama ini. Presiden jangan membuat negeri ini semakin kacau balau, dengan sikap yang kurang tegas," tambahnya.


Menurutnya, jika perseteruan antara kedua institusi hukum ini (KPK dan Polri) dibiarkan, Indonesia tidak akan maju-maju.


"Kita katanya mau menjadi negara maju. Namun, dengan adanya perseteruan seperti ini justru malah mengalami kemunduran. Apalagi, perselisihan seperti ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia," tambahnya.


Penulis: Feriawan Hidayat/FER


13.18 | 0 komentar | Read More

Dikenal Pendiam, Piyu Tak Menyangka Ari Merupakan Pengguna Narkoba

Written By Unknown on Jumat, 23 Januari 2015 | 13.18


Jakarta - Penangkapan gitaris group band Padi, Ari Tri Sosianto jelas membuat kaget dan bingung para sahabat Ari.
sebagai sosok yang pendiam, Ari tidak pernah menunjukan dirinya sebagai seorang pengguna narkoba. Hal itu diungkapkan sahabat Ari yang juga gitaris Padi, Piyu.


"Dia itu orangnya tertutup dan tidak pernah tahu aktifitas dia selama ini. Kan Padi sendiri sedang vakum," ungkap Piyu saat dihubungi melalui telepon, Kamis (22/1).


Lebih lanjut dijelaskan Piyu, Ari yang dikenalnya selama ini memang tidak pernah menunjukan gelagat bahwa dia adalah seorang pengguna narkoba yang aktif.


"Ada sesuatu yang kita enggak bisa lihat kalau sudah bekerja. Sejauh ini ketika kita bertemu aku dan juga teman-teman di Padi tidak pernah melihat langsung dia makai (narkoba). Bahkan ketika dia main sama teman-teman lain selain sama Padi semua juga gak tahu dia pemakai," lanjutnya.


Piyu sendiri menyesali penangkapan Ari ini, pasalnya sebelumnya sang drummer Yoyok pun sempat tersangkut kasus narkoba sama seperti yang kini dialami oleh Ari.


"Yang pasti ini (penangkapan Ari) jadi penyesalan buat teman-teman di Padi. Harusnya kita semua belajar atas kasus yang sempat membelit Yoyok. Namun ini akan jadi pengalaman berharga bagi kita semua tentang bahaya narkoba," tutupnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, gitaris band Padi Ari Tri Sosianto ditangkap oleh satuan narkoba Polres Jakarta Selatan di lantai 2 sebuah studio musik dikawasan pisangan, Ciputat Timur, tanggerang Selatan pada Kamis (22/1) sekitar pukul 03.00 WIB. Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan Ari berikut barang bukti berupa satu paket narkoba jenis sabu, alat hisap sabu (bong), satu linting sabu bekas pakai beserta korek apinya. Hingga kini Ari masih menjalani pemeriksaan intensif di Polres Jakarta Selatan.


Penulis: Chairul Fikri/FER


13.18 | 0 komentar | Read More

Main di Film Laga, Prisia Nasution Ogah Diperlakukan Khusus

Written By Unknown on Kamis, 22 Januari 2015 | 13.18


Jakarta - Sebagai mantan atlet beladiri Pencak Silat, artis Prisia Nasution selalu merasa tertantang untuk bisa bermain film bergenre action. Setelah sukses membintangi 'Pendekar Tongkat Emas', wanita kelahiran Jakarta 1 Juni 1984 ini, kembali membintangi sebuah film action berjudul '3 (Alif, Lam, Mim) yang bakal diproduksi Multivision Plus.


Dalam film ini, peraih penghargaan Pemeran Utama Terbaik Wanita dalam ajang FFI 2011 itu harus rela beradu adegan perkelahian dengan para pemain pria. Namun, Prisia mengaku tak gentar bila harus fighting dengan para pemain difilm tersebut meski itu seorang pria.


"Buat aku yang pernah menjadi seorang atlet pencak silat, bermain dalam film ini adalah tantangan. KEnapa aku bilang begitu, karena selain main film aku juga dapat reuni dengan para pesilat-pesilat yang dulu sempat jadi partner tarung aku di perguruan," ungkap Prisia saat ditemui di Gedung Multivision Plus, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/1).


Meski harus beradu peran laga dengan para pria, Prisia mengaku enggan diperlakukan khusus karena dirinya seorang wanita.


"Enggak pernah ada perlakuan khusus saat aku adegan fight. Awalnya, memang sempat diperlakukan khusus sama Abimana karena aku wanita. Tapi aku malah nantang, dan bilang bahwa ngapain pelan-pelan toch malah keliatan gak natural. Nah dari situ kita baru beradegan sungguh-sungguh dan beneran keras," lanjutnya.


Untuk bisa memerankan tokoh Laras dalam film tersebut, Prisia mengaku harus menjaga pola makan dan pola istirahat yang cukup, agar berat dan kondisinya saat beradegan laga bisa total dan sesuai dengan harapan.


"Yang pasti jaga pola makan agar berat gak naik juga gak turun. Kalau tambah berat jadi agak susah adegannya, sebaliknya kalo kurus bisa bahaya karena lawan fightingnya rata-rata laki-laki, bisa habis nantinya. Tapi yang pasti senang bisa main bareng teman-teman pemain yang juga punya latar belakang beladiri," tutupnya.


Penulis: Chairul Fikri/FER


13.18 | 0 komentar | Read More

Cerita Sutradara Film "Jenderal Soedirman" Dapat Dukungan TNI AD

Written By Unknown on Rabu, 21 Januari 2015 | 13.18


 Jakarta - Berangkat dari sebuah pertanyaan sederhana; mengapa seluruh daerah mempunyai jalan Soedirman, sutradara Viva westi terketuk untuk mencari tahu sosok Panglima Besar Jenderal Soedirman. Westi, sapaan akrabnya kemudian berkeinginan mengangkat kisah seorang Jenderal Soedirman dalam sebuah film.


Merealisasikan ide untuk memfilmkan perang gerilya yang dilakukan oleh Jenderal Soedirman ternyata tak mudah. Westi harus bergerilya dari satu rumah produksi ke rumah produksi lainnya untuk mendapatkan sokongan dana guna membuat film impiannya.


Kenyataannya tidak ada satupun rumah produksi yang berminat untuk mendanai film Jenderal Soedirman. Westi yang ditemui di acara syukuran film Jenderal Soedirman bercerita mayoritas penolakan dari rumah produksi dikarenakan idenya tersebut bukanlah hal yang menarik untuk diangkat ke layar lebar.


Westi ingat betul, salah seorang produser mengajukan pertanyaan apakah Jenderal Soedirman mempunyai kisah cinta yang menarik untuk ditampilkan?


“Suatu hari saya datang ke PH (production House) besar, produser bertanya ke saya: Jenderal Soedirman nggak punya love story seperti film lainnya. Apa keuntungan saya kalau saya bikin film Jenderal Soedirman yang ceritanya lebih banyak perang,” kata Westi di Balai Soedirman, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (20/1).


Westi tak terima dengan pertanyaan yang diajukan oleh produser tersebut. Ia pun kemudian balik menyampaikan sebuah pernyataan yang dinilainya menjadi tamparan keras untuk sang produser.


“Ketika dia (Jenderal Soedirman) berperang, dia nggak bertanya apa untunganya dia berperang?”


Westi mengaku film yang akan digarapnya memang tidak ada drama percintaan antara Jenderal Soedirman dengan istri. Meski begitu, bukan berarti film ini tidak mengandung unsur percintaan. Justru film ini akan memberikan inspirasi soal cinta yang besar yang ditunjukan oleh Jenderal Soedirman kepada Indonesia.


“Dalam keadaan hanya mempunyai satu paru-paru, dia berusaha berjalan sejauh seribu kilometer selama tujuh bulan untuk melakukan perang gerilya. Ini love story-nya Jenderal Soedirman, yaitu mencintai tanah air. Setelah keluar dari bioskop, semua penonton akan jatuh cinta sama Indonesia,” kata Westi yang diperkenalkan dengan dunia perfilman oleh sutradara kawakan Garin Nugroho.


Westi tidak menyerah dengan penolakan tersebut. Ia meyakini akan ada bala bantuan dana untuk mewujudkan film Jenderal Soedirman. Dan benar saja, Westi pada akhirnya mendapatkan dana untuk memfilmkan kisah Jenderal Soedirman.


Dukungan TNI Angkatan Darat
Wanita kelahiran Papua itu dipertemukan dengan Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Kiki Syahnakri. Westi mengungkapkan keinginannya untuk membuat film Jenderal Soedirman dan mendapatkan sambutan baik dari Kiki.


Kiki menyatakan mendukung niatan Westi dan mau menyumbang dana pembuatan film. Tak sampai situ, Kiki pun kemudian membuka jalan kepada Westi untuk mendapat dana yang lebih besar untuk produksi film ini. Markas Besar Angkatan Darat melalui Yayasan Kartika Eka Paski mau mendanai proyek film Westi. Tak tanggung-tanggung, Westi mendapatkan kucuran dana yang tidak terbatas dari yayasan yang dimiliki oleh Angkatan Darat.


“Jenderal Soedirman telah memilih siapa yang membiayai filmnya. Mabes Angkatan Darat yang biayai ini semua,” kata Westi.


Tidak hanya sokongan dana, Westi pun mendapatkan sejumlah keuntungan dengan bekerja sama dengan Yayasan Kartika Eka Paski. Westi bisa mengakses senjata dan juga mendapatkan lokasi shooting di hutan milik TNI Angkatan Darat.


Saat persoalan dana terselesaikan, muncul hambatan berikutnya, yaitu bagaimana menyusun skenario yang tepat untuk film ini. Beruntung Westi memilliki penulis naskah yang gemar membaca sehingga banyak mendapatkan referensi baik dari buku maupun wawancara langsung dengan pihak keluarga Jenderal Soedirman.


Selain itu, Westi dan tim juga harus napak tilas perjalanan gerilya yang dilakukan Jenderal Soedirman. Dari napak tilas sejauh seribu kilometer itu, Westi merasakan bagaimana ketulusan Jenderal Soedirman dalam berjuang melawan penjajah.


Jelang syuting film, Westi kembali mendapatkan satu hambatan. Satu lokasi pengambilan gambar yang tergolong penting, belum mendapatkan izin penggunaan. Lokasi itu adalah Istana Agung di Yogyakarta. Padahal, Westi menyebut Istana Gunung Agung bakal membuka dan menutup adegan film Jenderal Soedirman.


“Istana Agung hingga saat ini belum dapatkan izinnya. Istana Agung ini adalah awal dan akhir dari film ini. Adegan Jenderal Soedirman memeluk Bung karno dan berkata: ayo kita bergerilya,” terang Westi.


Westi bercerita manakala ia tengah pusing dengan proses produksi film ini, ia kerap curhat langsung kepada Jenderal Soedirman. Tentunya bukan dengan pergi ke makam Jenderal Soedirman, melainkan menyambangi patung Jenderal Soedirman di pusat kota.


“Kalau saya lagi di jalan Soedirman saya sering curhat: aduh Pak, saya pusing nih pak. Mohon doanya ya Pak,” kata Westi.


Film Jenderal Soedirman dibintangi oleh Adipati Dolken, Mathias Muchus, Ibnu Jamil dan Baim Wong. Proses syuting akan mulai dilakukan pada 25 Januari 2015. Pengambilan gambar akan berlangsung selama sebulan di Magelang, Yogyakarta, Situ Lembang dan Bandung.


Penulis: Rizky Amelia/MUT


13.18 | 0 komentar | Read More

Kirana Larasati Girang Main Film dengan Aktor India

Written By Unknown on Selasa, 20 Januari 2015 | 13.19


Jakarta - Lama tak terdengar kabarnya, Kirana Larasati kembali ke dunia hiburan Indonesia dengan membintangi sejumlah film. Salah satu film yang akan diperankan oleh Kirana adalah film yang diproduseri oleh Hanung Bramantyo.


Di film yang belum diberi judul tersebut, Kirana mendapatkan kesempatan untuk beradu akting dengan aktor asal India, Shareer Sheikh. Shareer merupakan pemeran Arjuna di serial tevelisi asal India, Mahabharata.


“Ketika dihubungi saya ditawari menjadi Nabil. Saya baca sinopsisnya, saya suka dengan ceritanya. Saya langsung mau. Kedua saya excited karena bermain dengan Shareer,” kata Kirana di Jakarta, Senin (19/1)


Kirana menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui sosok Shareer karena memang ia jarang menonton televisi. Namun, setelah tahu dia dipasangkan dengan Shareer, Kirana mulai mencari tahu sosok aktor asal India tersebut.


“Ternyata dia terkenal. Saya makin semangat,” ungkap Kirana.


Pertemuan pertama Kirana dan Shareer terjadi sesaat sebelum syukuran dimulai. Menurut Kirana, Shareer merupakan sosok yang lucu dan humoris.


“Dia itu ramah dan baik orangnya. Humoris juga,” ujar mantan Gadis Sampul ini.


Selain bersemangat untuk main bersama Shareer, Kirana juga senang dengan proses pengambilan gambar yang sepenuhnya akan dilakukan di Yogyakarta. Menurut Kirana, Yogyakarta mempunyai arti khusus untuk dirinya.


“Aku delapan tahun di Magelang, dekat dengan Yogyakarta,” kata Kirana.


Penulis: Rizky Amelia/MUT


13.19 | 0 komentar | Read More

Alumni UGM Peduli Bencana, Hadirkan Maestro "Flute" dan Ebiet G Ade

Written By Unknown on Senin, 19 Januari 2015 | 13.19


Semarang - Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng menggugah kepedulian dan simpati pada korban bencana di Tanah Air.


Bertajuk "Kagama Peduli Bencana", acara yang dikemas dalam bentuk gala dinner itu menampilkan penyanyi balada kenamaan Indonesia, Ebiet G Ade dan maestro flute Nano Tirto (nama beken Dirut Bank Jateng, Supriyatno).


Kolaborasi Ebiet-Nano Tirto juga akan diperkuat gebukan drum dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, yang juga alumni UGM.


"Acara ini merupakan bentuk kepedulian dan simpati kami, bagi para korban bencana alam di sejumlah tempat di Tanah Air," ujar Ketua Panitia Kagama Peduli Bencana, Sudjarwanto Dwiatmoko, kepada pers di Semarang, Senin (19/1).


Sudjarwanto, yang juga Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah mengatakan, gala dinner itu akan dihelat di Wisma Perdamaian, Jumat (23/1) pukul 19.00 WIB hingga selesai, yang dihadiri 250 tamu undangan eksklusif.


Ketua Kagama Jateng Suryo Banendro menambahkan, acara tersebut dibuka oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Kagama, H Ganjar Pranowo SH MIP, yang juga Gubernur Jateng.


Selain itu, dihadiri pejabat berbagai instansi pemerintah dan swasta, anggota dewan, pengusaha dan masyarakat penggemar Ebit G Ade. Ada pula Rektor UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati, MSc.


Acara dimeriahkan Bank Jateng Big Band, dan dipandu duo MC Joice Triatman (model/ex news anchor RCTI) dan Artanto Raden (Bank Jateng).


Suara Pembaruan


Penulis: 142/FAB


Sumber:Suara Pembaruan


13.19 | 0 komentar | Read More

Bioskop Bisik, Bioskop Khusus Tunanetra Hadir di Jakarta

Written By Unknown on Minggu, 18 Januari 2015 | 13.18


Jakarta - Tidak semua orang bisa merasakan sensasi audio visual yang ditampilkan dalam sebuah film. Melalui Bioskop Bisik yang dipersembahkan Think, Web, dan Fency para tunanetra bisa mendapatkan pengalaman menonton film secara utuh.


Konsep bioskop unik ini adalah dengan membisikkan deskripsi adegan non dialog. Pembisik menggambarkan apa yang ia tonton kepada tunanetra sehingga mereka mengerti dan merasakan emosi dalam film.


Bioskop Bisik di Galeri Indonesia Kaya ini mengangkat film "Janji Joni" karya bersama Joko Anwar dan Nia Dinata. Dibintangi Nicholas Saputra, Mariana Renata, Rachel Maryam, Gito Rollies, Surya Saputra, dan Fedi Nuril film ini berkisah tentang seorang pengantar roll film bernama Joni (Nicholas). Joni punya rekam jejak sempurna selama setahun bekerja: tidak pernah telat mengantarkan roll film satu kalipun.


Sekitar 50 tunanetra diajak ikut serta dalam Bioskop Bisik. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Galeri Indonesia Kaya dan penyelenggara. Biasanya kaum tunanetra hanya berkumpul dengan teman-teman sesama tunanetra. Ketika berkumpul dengan yang bukan tunanetra pembicaraan juga tidak ada yang beda, namun kendala muncul ketika membicarakan film. Dengan diadakannya acara seperti ini bisa membantu kaum tunanetra menikmati film," kata Bambang dari Yayasan Mitra Netra, Sabtu (17/1)


"Sambutan pada pemutaran kalil ini rasanya sangat berbeda, antusiasme yang ditunjukkan oleh teman-teman tunanetra ini sangat menyentuh dan luar biasa. Pengalaman hari ini membuka pandangan kita bagaimana teman-teman tunanetra berusaha memvisualkan suara yang didengarnya," ujar Joko Anwar.


Penulis: Shesar Andriawan/AF


13.18 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger